PUISI " SEORANG PENJUAL AIR"



PAK TUA PENJUAL AIR

kulitnya hitam menebal tertutup debu,
kriput tak segar lagi.
wajahnya tirus, matanya sayu,
dan rambutnya memutihh termakan usia.
dengan sabar ia mendorong gerobak tuanya,
menuju pintu-pintu rumah.
selangkah demi selangkah,
tertatih-tatih,,,

ia berhenti sejenak, untuk menghela nafas.
kembelai ia dorong gerobak tuanya. 
gerobak tuanya tak pernah lelah menemaninya.
demi keluarga,,,
ia rela melawan ganasnya raja siang.
tak lagi ia hiraukan lalu lalang mobil, motor,,,
yang kapan saja bisa menghempaskan nyawanya.
ia terus menelusuri jalan, menujuu tujuannya.

peluhnya mengalir deras,
bagai air terjun niagara.
tubuhnya basah, tapi ia tidak memerdulikannya.
yang ia pikirkan,
pulang membawa uang untuk keluarga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI "penghianatan seorang sahabat"